Wahai dunia. Ke mana niat belajarku? Bagai menguap di tengah sengatan sinar matahari. Beberapa hari kemarin, Bandung diselimuti kehangatan sang surya. Hari ini, cukup mendung. Tapi mengapa niat belajarku tak kunjung kembali? Ke mana dia?
Bahan-bahan sudah berada di depan mata, sudah dipegang malahan. Tapi, mengapa mataku tidak bisa membacanya?
Aku menanti hari Minggu.
Semoga hari itu cepat datang dan tidak ada yang menghalangiku di hari Minggu nanti. Amin.
Monday 31 August 2009
Friday 21 August 2009
aku tersiksa, huks
Kemarin aku masih di rumah. Memang, tidak ada kerjaan. Duduk-duduk doang. Ganggu dede, ngajak main othelo, rebutan komputer, dan makan. Tidur-tiduran di kamar, liat-liat buku kenangan, baca-baca buku, sms-an. Enak:D
Sekarang aku di kos. Uda ada tugas. Tapi belum bisa dikerjain. Jadinya masi cukup nganggur. Main inet, main inet, main inet, main inet, main inet. Baca-baca website, inet lagi, belajar sketch up, tetep laptop, mau ga mau pasti main inet lagi.main inet, main inet........................
Tidak ada lagi yang bisa diajak ngobrol sepuasnya...
Aku bosan, aku tersiksa. huhuhu
Tidak ada lagi yang bisa diajak ngobrol sepuasnya...
Aku bosan, aku tersiksa. huhuhu
Wednesday 19 August 2009
Yak!
Sekarang kami berada di titik nol. Sama.
Berada di depan garis start dan aba-aba untuk berlari pun mulai dibunyikan.
Bersedia, siap,..... , yak!
Smangat, Len!
Semester baru. Harapan baru. Pengalaman baru!
Berada di depan garis start dan aba-aba untuk berlari pun mulai dibunyikan.
Bersedia, siap,..... , yak!
Smangat, Len!
Semester baru. Harapan baru. Pengalaman baru!
Dirgahayu Indonesia
Mungkin dilihat dari tanggal saya nge-post ini, saya terlambat. Tapi saya tetap mengucapkan, "MERDEKA!!"
Saya cinta Indonesia, sangat-sangat cinta. Entah sudah berapa kali saya ungkapkan ini. Tanggal 17 Agustus kemarin, saya menghabiskan waktu seharian untuk menyaksikan perayaan kemerdekaan negriku ini. Begitu bangun, yang kucari adalah remote TV. Kupencet semua tombol secara bergilir melihat liputan perayaan di berbagai daerah yang sangat meriah. Ultah RI yang ke-64 ini memang terasa berbeda.
Di antaranya :
Upacara di dalam perut bumi, di Gua Grubuk, Yogyakarta, dengan kedalaman 95 meter.
Pemasangan bendera Merah Putih di puncak tebing Spikul, Jawa Timur yang setingggi 200 meter.
Belum lagi dengan semarak lomba-lomba khas agustusan. Sangat merakyat. Aku suka! Sayang di sekitar rumah saya malah tidak terdengar rimbanya. Sepi. Lomba yang sering ada pastinya tarik tambang, makan kerupuk, dan satu yang paling penting, Panjat pinang!!! Lomba ini pasti rame.haha. Seluruh penjuru Indonesia merayakan pesta. Yeah. Banyak daera h yang biasanya tidak merayakan 17 Agustus, tapi pada tahun ini berlomba-lomba merayakannya dengan cara semenarik mungkin.=)=)=)
Yang unik, karena negara kita baru saja ditimpa musibah oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, yaitu teroris sialan, lomba-lomba agustusan dikaitkan dengan Nurdin M. Top, orang yang paling dicari sekarang ini.
Ada lomba panjat pinang di mana yang dapat merebut gambar Nurdin akan mendapat hadiah utama. Ada pula lomba tembak dengan menggunakan pistol-pistolan untuk anak-anak di mana yang menjadi sasaran adalah gambar Nurdin. Bagussss!
Majulah terus Indonesiaku.
Dirgahayu Indonesia!
Saya cinta Indonesia, sangat-sangat cinta. Entah sudah berapa kali saya ungkapkan ini. Tanggal 17 Agustus kemarin, saya menghabiskan waktu seharian untuk menyaksikan perayaan kemerdekaan negriku ini. Begitu bangun, yang kucari adalah remote TV. Kupencet semua tombol secara bergilir melihat liputan perayaan di berbagai daerah yang sangat meriah. Ultah RI yang ke-64 ini memang terasa berbeda.
Di antaranya :
Upacara di bawah laut Bunaken, Manado, Sulawesi Utara yang juga sekaligus mencatatkan diri di Guiness Book of World Record.
Upacara yang juga di bawah laut Aceh oleh beberapa mahasiswa yang dilengkapi dengan tarian daerah mereka di dalam air.
Upacara yang juga di bawah laut Aceh oleh beberapa mahasiswa yang dilengkapi dengan tarian daerah mereka di dalam air.Upacara di dalam perut bumi, di Gua Grubuk, Yogyakarta, dengan kedalaman 95 meter.
Pemasangan bendera Merah Putih di puncak tebing Spikul, Jawa Timur yang setingggi 200 meter.
Belum lagi dengan semarak lomba-lomba khas agustusan. Sangat merakyat. Aku suka! Sayang di sekitar rumah saya malah tidak terdengar rimbanya. Sepi. Lomba yang sering ada pastinya tarik tambang, makan kerupuk, dan satu yang paling penting, Panjat pinang!!! Lomba ini pasti rame.haha. Seluruh penjuru Indonesia merayakan pesta. Yeah. Banyak daera h yang biasanya tidak merayakan 17 Agustus, tapi pada tahun ini berlomba-lomba merayakannya dengan cara semenarik mungkin.=)=)=)
Yang unik, karena negara kita baru saja ditimpa musibah oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, yaitu teroris sialan, lomba-lomba agustusan dikaitkan dengan Nurdin M. Top, orang yang paling dicari sekarang ini.
Ada lomba panjat pinang di mana yang dapat merebut gambar Nurdin akan mendapat hadiah utama. Ada pula lomba tembak dengan menggunakan pistol-pistolan untuk anak-anak di mana yang menjadi sasaran adalah gambar Nurdin. Bagussss!
Majulah terus Indonesiaku.
Dirgahayu Indonesia!
Thursday 6 August 2009
Sangkuriang dan Malin Kundang
Malin Kundang menendang perahu hingga terbentuk Tangkuban Perahu??
ahahahah.
anak laki-laki
ibunya
kapal
Ya, memang punya unsur-unsur yang mirip.
Sangkuriang dan Malin Kundang
Bandung dan Padang
Si Bandung bilang,"Malin Kundang yah yang nendang perahu yang akhirnya jadi Tangkuban Perahu?"
Si Padang terhenyak dan memasang wajah 100% bingung.
Saksi-saksi di sekitarnya menjadi ikut bingung.
Dan mulai muncul pertanyaan-pertanyaan:
Siapa yang dikutuk jadi batu?
Siapa yang menendang perahu hingga terbentuk gunung?
Lol. Aku jadi tertawa-tawa sendiri mendengar cerita mereka. Ketika legenda dari tempat yang berbeda bertemu, sungguh jadi menarik. Tiap orang punya latar belakang tentang daerahnya masing-masing. Tapi tak disangka temanku yang orang Bandung satu itu, mencampuradukkan nama tokoh yang situ dan dimasukkan dalam legenda daerahnya sendiri, sampai-sampai si Padang langsung bingung bukan buatan. :D
ahahahah.
anak laki-laki
ibunya
kapal
Ya, memang punya unsur-unsur yang mirip.
Sangkuriang dan Malin Kundang
Bandung dan Padang
Si Bandung bilang,"Malin Kundang yah yang nendang perahu yang akhirnya jadi Tangkuban Perahu?"
Si Padang terhenyak dan memasang wajah 100% bingung.
Saksi-saksi di sekitarnya menjadi ikut bingung.
Dan mulai muncul pertanyaan-pertanyaan:
Siapa yang dikutuk jadi batu?
Siapa yang menendang perahu hingga terbentuk gunung?
Lol. Aku jadi tertawa-tawa sendiri mendengar cerita mereka. Ketika legenda dari tempat yang berbeda bertemu, sungguh jadi menarik. Tiap orang punya latar belakang tentang daerahnya masing-masing. Tapi tak disangka temanku yang orang Bandung satu itu, mencampuradukkan nama tokoh yang situ dan dimasukkan dalam legenda daerahnya sendiri, sampai-sampai si Padang langsung bingung bukan buatan. :D
Monday 3 August 2009
To You
Walaupun aku baru beberapa hari di sini, aku merasakan seperti telah berbulan-bulan. Terima kasih, teman-teman atas kebersamaan dalam waktu yang singkat ini. Kita akan membuat cerita yang lebih indah lagi pada waktu berikutnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)