Thursday 25 March 2010

Kenangan martabak MANIS


Yuhuu..

Sebagai orang Palembang asli, aku adalah penggemar berat martabak manis, atau yang mungkin lebih dikenal dengan martabak bangka kalo di Palembang. Tau kan yang enak di mano? Tau dewek la yee, dak mau promosi di sini. Kalo gek mau digratisin satu loyang martabak keju, bolehlah. hahaha.

Hari senin kemarin, aku kembali melaksanakan kuliner kota Bandung. Setelah nemenin si Car makan mie Kejaksaan dan aku dan Yun ngemil klepon yang enak banget, kami langsung menuju Jalan Sudirman yang sebenarnya kami tidak tahu letak persisnya. Setelah tanya-tanya supir angkot, akhirnya kami naik angkot kuning. Dan kami mencari 415 yang katanya terletak di ujung jalan. Mungkin saking excitednya cari-cari 415, tante2 yang di dalem angkot yang bantu kami cari cari tukang martabak itu. Katanya enak bangettt se-Bandung!!

Kami kaya orang bingung di depan toko 413. Sampe dipanggil sama omnya kalo martabaknya pindah ke 413. Akirnya kami pesen setengah martabak jagung keju setengah dan martabak kacang cokelat setengah. Tau ngga, teman brp harganya? Rp 47.ooo!! Cukup bikin bolong ni kantong. Tapi, namanya kuliner, kami rela karena kami cinta makan. :))

Kalo di Palembang, yang jualan martabak hanya gerobak gitu doang, yang ini sampe punya ruko sendiri!! Berarti sukses banget ya ni jualannya. Begitu kami memulai percakapan sambil duduk nunggu martabaknya siap. Tempatnya punya meja makan plus tempat cuci tangan. Keren yak?
Begitu martabaknya dateng, kami masing-masing mengutarakan pendapat. Kami mulai dengan mengomentari cara orangnya menata penyajian. Berantakan banget sii, padahal mau difoto. lalala~

Pembicaraan terus berlanjut. Kok kurang manis ya, aku bilang. Langsung ditambahin sm Yun, KURANG SUSU. ohh. Kurang tebel ya. Tipis banget ya. Kurang garing ya. Kurang..., kurang.... Enakan yang jagung keju. Yang kacang coklat ga enak, yang ituu. Gini ya martabak paling enak kata orang sini. Enakan yang biasa kita makan. lalalal~~~

Setelah martabaknya abis, aku berdiri, mau cuci tangan. Dan ketika aku kembali ke meja, Yun dan Car cerita kalo si omnya bilang jangan pulang dulu. Mau dikasih cicip martabak kuaci. hweee. Tau ga apa yang telah terjadi?

Orang yang bikin martabak dari tadi duduk satu di depan meja kami sambil nonton TV yang digantung di pojokan. Dan kami tidak sadar sama sekali hingga dia datang ke meja kami kalo dia telah mendengar semua yang kami bicarakan. Dia memang menghadap ke arah TV. Tapi kami baru sadar kalo TVnya itu ga ada suaranya! Cuma gambar bergerak. Memang kami bicara dalam bahasa campur-campur, tapi kami yakin suara kami cukup keras. OMG.

Pas si omnya nganterin martabak kuaci percobaan buat kami itu, kami speechless. Ya, makasih. Martabak ini lebih mirip crepes gitu.
Trus omnya kembali ke tempatnya, langsung nanya gimana? "MANISnya pas ga?" jlebb. menusuk tepat sasaran. Aku tidak bisa menjawab dan terdiam beberapa detik. Yun menjawab, "Gurih,kog". Memang tidak nyambung. Karena kami. . . . . lalalala~.

Memang martabak kuacinya gurih, MANIS, dan jarang kan. Memang enak!
Kami langsung berpikir. Mungkinkan ini gara2 kami terlalu banyak menilai martabak manisnya, jadi si om mau memberi kami makanan andalannya. hahahah. Mungkin dia baru pertama kali ini melihat orang-orang jujur seperti kami. Dari luar kota. Mengkritik makanannya begitu panjang lebar. Dari awal dateng sampe makanan itu abis. wkwkwk..

Unforgettable memories!! :)

Len, Car, Yun

No comments: